Monday, October 26, 2009

Buat Abang...

SKETSA 1

“Bang, kamu dapet saingan. Aku mulai jatuh cinta lagi sama yang lain..”

Sebaris kalimat yang baru saja mampir di kotak masuk telepon genggamnya sontak membuatnya terkejut dan nyaris tersedak. Mendadak rasa menu nasi padang yang separuh sudah dilahapnya itu jadi tidak enak, nafsu makannya hilang. Sudah lama Anna tidak mengiriminya sms, dan ini yang pertama setelah sekian lama. Cepat Array menangkupkan sendok garpunya di atas piring, mengusap mulut sekenanya, lantas berkali-kali meyakinkan diri kalau itu memang sms dari Anna. Ia mengerjap. Bingung. Reaksi seperti apa yang harus diberikannya. Sedang tidak punya pulsa. Alasan paling klise sekaligus paling bisa dimengerti Anna yang akan menjadi jawabannya nanti ketika ia ditanya mengapa tak kunjung membalas sms-nya.

SKETSA 2

Waktu bergulir begitu cepat. Array dan Anna masih di tempat masing-masing mereka. Menjalani hidup mereka seperti biasa. Array yang sekarang kuliah di UGM, serta Anna yang melanjutkan studinya di Jakarta, mewujudkan cita-citanya menjadi seorang dokter di UI. Array dan Anna yang pernah dipertemukan kehidupan dalam suatu kesempatan yang cukup lama, saling jatuh cinta, namun harus terpisah dan memilih untuk tidak bersama..

Array. Jogja telah menjadi rumah keduanya sekarang dan Parangtritis seperti induk semang yang selalu menjadi pelabuhannya setiap ia merasa gundah. Ia betah berlama-lama disana. Memandang laut, bermain dengan ombak, menuliskan kegundahannya di atas pasir yang lantas hilang terhapus ombak yang datang. Sudah dua minggu berlalu sejak sms yang ia terima dari Anna. Entah magic apa yang ada di baliknya, sms itu sukses mengobrak-abrik hatinya selama itu. Ia terperangkap pada rasa cemburu yang bukan menjadi haknya.

ratusan kilometer dari Jogja, Anna sedang asik berkutat dengan Dell Vostro 1200 baru pemberian ayahnya. Ia mangkir dari paper kuliah dan menari-narikan jemarinya di atas keyboard. Refleksi tariannya itu tertata rapi diatas notepad bertittle “Buat Abang”. Sesekali ia senyum dan cengengesan sendiri, memonyong-monyongkan mulutnya iseng atau menggelembungkan pipinya yang bulat. Kadang ia sampai lupa waktu melakukan kesenangan barunya itu. Ia mengabaikan kelelahannya, waktunya tinggal sebentar lagi. Kalender yang nangkring di atas meja belajarnya terbuka pada bulan Agustus, tanggal 13 yang sudah ia lingkari sedari lama tinggal beberapa hari lagi. Ulang tahun Array.

SKETSA 3

13 Agustus 2009
“Taraaa.. akhirnya selesai juga..” Anna membatin dalam hati. Tulisan-tulisannya sudah selesai rapi terjilid menjadi sebuah buku. Tidak terlalu tebal memang. Tapi ia senang. Sangaaat senang. Ia puas sekali dengan mahakarya pertamanya itu. Ia berharap Array akan senang menerima kado pemberiannya itu. Sore itu ia pergi ke Tiki. Mengeposkan kadonya untuk Array di Jogja.

Sepulang dari Tiki, ia mampir ke warnet tidak jauh dari rumahnya. Dia buka akun facebook-nya kemudian meluncur ke halaman facebook milik Array. Itu caranya melepas kangen pada Array. Diam-diam membuka profile-nya, mengamati status-status Array yang memang jarang di-update, melihat foto-fotonya, itu sudah cukup buatnya. Walaupun tidak sering banyak komentar-komentar dari penggemar-penggemar Array yang bisa membuatnya senewen sepanjang hari dan marah-marah tidak jelas sendiri.

Tiba-tiba matanya terhenti pada sebuah foto yang belum lama di-upload si empunya, Array has been tag in this photo. Berarti bukan Array pemilik foto itu. Anna sgera mengarahkan mouse-nya pada foto-foto itu. Ia makin gemas karena koneksi jaringan di warnet itu mendadak melambat. Beberapa foto baru di-upload, dua di antaranya sangat menarik perhatian Anna. Foto pertama, tampak Array yang sedang memberikan sebuah kue ulang tahun pada seorang gadis bekerudung, manis, cantik. Array tampak tersipu di sana. Teman-teman lain yang mengitarinya tampak bersorak soray menyaksikan momen itu.

“Array pasti sedang dikerjai teman-temannya”, Anna mencoba mengihibur dirinya

Kini ia beralih pada foto kedua. Pantai prangtritis nampaknya, hamparan pasir, dan ombak. Tergambar dua hati yang bertaut di sana. Array Loves Madina. 13 Agustus 1988 pada sisi Array, 13 Agustus 1989 pada sisi Madina. Di luar kedua hati yang terpaut itu tertulis 13 Agustus 2009. Anna masih belum bisa mencerna apa yang dilihatnya. Tangannya kebas dan tak mau bergerak. Ada sesaput sakit yang menyelinap masuk ke celah hatinya. Kini tangannya gemetar, beralih ke papan tuts untuk mengetikkan pesan untuk Array.

I'm afraid to say
I'm afraid to ask

to be honest..
I'm just afraid knowing what the answer is

I don't mind to always be the first

the first to call,
the first to text,
the first to worry about you..
I really don't mind

Moreover,
I don't mind to wait

But now I know without asking

You're just not that into me
Even you do reply my message
Even you do answer my call

I just don’t know who you really are

I'm done waiting

so please stop pretending you do care about me

stop pretending you do love me
stop pretending you do want me
That will hurt me more

I thank you for everything you do for me

Don't worry

I will be fine

Ia meninggalkan pesan itu di dinding facebook Array. Semua kata tanpa rencana itu mengalir begitu saja. Kini ia limbung, meninggalkan warnet dengan lunglai. Hatinya kini tinggal serpihan. Penantiannya sia-sia.. Array tak ada lagi buatnya.. Semua tentang Array sudah selesai.


SKETSA 4

Jogja 14 Agustus 2009

“Nak Array…” Suara Ibu kost terdengar dari halaman depan memanggil Array.
“Ya bu.. Sebentar..” Array tergesa keluar dari kamarnya menghampiri Si Ibu induk semang.
“Ini ada paket dari Jakarta.” Ibu kost menyodorkan bungkusan berwarna cokelat itu kepada Array. Array menerimanya dan mengucapkan terimakasih sambil lalu. Ia membalik bungkusan itu, melihat sisi belakangnya, ingin tahu siapa pengirim paket itu. Anna Maulina. Darahnya berdesir membaca nama itu.

Perlahan dibukanya bungkus cokelat itu, sebuah kertas kado berwarna biru muda dengan motif kotak yang lembut mengintip dari baliknya. Hatinya makin tidak karuan. Perlu keberanian dan kekuatan luar biasa untuk membukanya. Hatinya digelayuti berbagai perasaan yang sulit untuk dijelaskan. Momen mebuka kado yang harusnya berlangsung tidak lebih dari dua menit terasa bagaikan berbulan-bulan lamanya..

Sebuah buku. Sehelai kertas merah jambu diselipkan di halaman pertamanya.

Buat Abang.. Array Rasyidi..

Selamat ulang tahun ya Bang.. Semoga dapet usia yang berkah dan bisa jadi manusia yang bermanfaat. Selalu yang terbaik buat Abang. Beberapa minggu terakhir ini Anna suka sekali menulis Bang, dan hari ini juga Anna resmi mendeklarasikan diri jatuh cinta pada menulis.. Ini karya pertama Anna, Abang yang jadi inspirasinya, mudah-mudahan tidak mengecewakan.. ^_^



Anna Maulina

Seketika itu juga hati Array remuk redam dibuatnya..

No comments:

Dilema fulltime house wife.. fulltime mother..

 Bismillah,   menjadi full ibu rumah tangga sebenernya sudah jadi cita-cita jadi jaman baheula selagi masih gadis.. Bahkan mimpi itu pernah ...