Sunday, June 26, 2011

Fresh Mon-Morn

Fresh Monday Morning.. That exactly is.

Saya mengakhiri weekend kali ini dengan sempurna. Tidur cukup sekitar 6 jam (biasanya saya tidur cuma 4 jam), bangun pagi hari.. Menggeliat di atas tempat tidur, menyesap udara dalam-dalam, dan melepaskannya pelan-pelan.. uuhhmm.. segarnyaaa..

Hop,, saya bangkit dan kemudian bersiap-siap. Saya menyiapkan baju untuk latihan + baju buat ngantor, memanaskan mesin motor, dan berganti pakaian casual. 06:30 Saya sudah siap meluncur ke Fitness First Oakwood untuk latihan RPM.

Satu jam RPM dengan 7 tracks lagu.. Keringat mengucur deras dari pelipis. Capek, tapi seneng, segaarr.. Suatu pencapaian yang luar biasa bagi saya bisa sebegini jatuh cinta pada dunia olah raga. BINGO!!! Rekor! Saya memulainya November 2010 yang lalu.. Semata-mata ingin kurus.. tapi makin kesini malah jadi nyandu. Kurus bukan jadi misi sekarang ini. Tapi bonus. I get so much fun at fitness first.. I'll write another review about the classes I follow.



Selesai kelas, sekitar pukul delapan pagi.. saya duduk nge-teh sebentar di longue, sambil baca koran. Wahhh..rasanya betulan seperti kaum socialite .. keren B-) Dilanjut sepuluh menit sauna dan mandi air hangat. Yepp.. saya siap ngantor sekarang..

Sarapan favorit saya belakangan ini adalah roti gandum panggang dengan Ceres dan mentega, dipanggang sangat kering hingga mengeras dan jadi menyerupai bagelan plus secangkir teh tawar hangat. Hmm.. enak.. rasanya jadi kress-kress.. Perfect morning to start a hectic weekdays.. Yess.. I love Monday

Friday, June 24, 2011

Cinta itu Seperti Sepatu

Seperti Sepatu. Berputar-putar di antara puluhan sepatu di department store adalah surganya wanita, surganya saya. Jika sudah ada sepatu yang seperti memiliki magnet dengan kutub yang berkebalikan dengan kutub magnet kita, maka sekalipun sudah berputar-putar berjam-jam, berlalu-lalang, tetap saja pada sepatu itu kita akan berbalik arah. Mencobanya, mematutnya di kaki, dan bak cinderella, rasanya passsss sekali..


bersambung...

Boooooooommmsss...

No passion at all..
Paling sulit adalah menemukan alasan sebenarnya kita merasa bosan. Alasan yang membuat kita seperti kehilangan gairah. Kadang, pada suatu waktu kita bisa merasa sangat marah pada satu hal sepele.. Padahal, yang sebenarnya menjadi akar masalah itu sedang bersembunyi di hati kita, bukan masalah sepele itu yang mengusik kemarahan kita. Kita hanya mencari excuse untuk bisa meledak, alasan untuk marah-marah.. Karena apa yang berkecamuk dalam hati dan pikiran kita terlalu memalukan untuk diceritakan. Atau barangkali, tak ada kawan untuk bertukar pikiran yang "sealiran", yang mempunyai pola pikir yang bekerja pada pita frekuensi yang sama dengan otak kita. Atau barang kali, kita termasuk dari mereka yang bersudut pandang kalau masalah pribadi itu bukan keripik yang bisa begitu saja dinikmati publik.

Huuufhh.. Menjadi terlalu sering berjiwa melankolis itu menjijikan. Tidak ada ruang buat orang cengeng di dunia ini. Hidup ini keras Bung!! Kesentimentilan hanya akan menyisihkan kita dari arena pertarungan kehidupan. Siapa yang mau peduli kalau kita sedih?

Allah SWT.. Para nabi terdahulu.. Bahkan hingga Rasulullah Muhammad SAW mengajarkan kita untuk selalu saling mengasihi.. -- Entah kenapa, saya selalu punya kecenderungan menjadi sangat religius dan sok agamis dalam bermelankolis -- namun pada kondisi tertentu, Mengapa mencintai bisa menjadi begitu sangat menyakiti? Mengapa mengasihi harus selalu bersisian dengan tanpa pamrih?? MENGAPA???


Ada keadaan dimana kita membutuhkan "feedback". Ini bukan pamrih, ini bukan tuntutan ingin diucapi terima-kasih. Tapi ini semacam naluri pengukuhan eksistensi. Manusia tak pernah berdiri sendiri. Ketika sudah mengasihi, sudah mencintai, sudah memberi --- mustahil bisa benar-benar bisa seratus persen murni tidak mengharap kembali. Akan ada titik dimana semangkuk sup ayam hangat yang tersaji di meja makan di waktu pagi bisa jadi sumber energi sepanjang hari, dimana pesan "cepat pulang yaa.." dengan sangat ajaibnya membuat kita merasa special dan begitu merasa dinantikan... Huuufhh.. I miss Mom..

Dilema fulltime house wife.. fulltime mother..

 Bismillah,   menjadi full ibu rumah tangga sebenernya sudah jadi cita-cita jadi jaman baheula selagi masih gadis.. Bahkan mimpi itu pernah ...