Tuesday, December 29, 2009

Kangen Kupat Bu Ning Slawi


Sedang kangen makan ketupat Bu Ning yang bertempat di Slawi, kota Tegal. Tempat makan yang jauhnya sekitar enam kilometer dari rumah saya di kampung ini biasanya mulai buka setelah waktu ashar. Rasanya tuuh uenaak..sedepp banget.. Ketupat dengan kuah opor ayam kampung, di tambah tauge, dan sambel (bagi penikmat pedas tentu saja). Ada berbagai macam tambahan, mulai dari ayam kampung goreng, sate ayam kampung yang diopor, pela-ati.. Uhhmm.. Nyummy.. Satu porsi untuk ketupat saja dihargai 2500 rupiah.. Untuk yang lainnya saya tidak ingat berapa harganya. Sudah cukup lama saya tidak mampir ke sana.. Huuufh.. kapan yaah pulang ke kampung..

Monday, December 28, 2009

Malu Bertanya Sesat Akhirnya

*Cuplikan sms-an dengan seorang kawan lama*

temen : Met mlm..gie ngpn neh?

gw : Lg internetan..

temen : Blh mnt USB km gx? Ntr gantian dech..

gw (mengernyit) : Maksdnya? *ga mudeng*

temen : Q minta alamat USA / frenster km, Q jg lg chatting Neh..

gw (menemukan titik terang klo maksud dia adalah fesbuk/frenster): Owh.. Cari aja namaku.. Aizzah Nur

temen : Pusink tauuk

gw (garuk2 kepala): Lah.. Jd?

temen : Banyak yg nama'y kya km. Minta fasfor'y wiz..

gw (@_@) : -__-a

temen : Manah izz ?

gw: apanya?

temen : fasford km? yq q jdi member km.. ok..

gw (mencoba berspekulasi lagi) : http://www.facebook.com/aizzah

temen : kal0 q satria_bxxxx14@yahoo.com *sencored* makasih yaa..

gw : Oh..klo itu namanya alamat imel pren..

temen: Iya, kalo USB q dah q hapus

gw: Facebook maksute?

temen : Yo'i

Tidak bermaksud meng-under-estimate kalangan minoritas yang memang gap-tek. Tapi mbok yao.. kalo masih burem, apalagi belum tau sama sekali, ndak perlu gengsilah nanya2x dulu.. ini maksudnya apa atau itu gimana.. toh kita juga ga akan nglecehin ketidaktahuan dia.. Kalo gini kan malah bikin ilfil.. *teringat statement dr seseorang* ga ada orang bodoh, yg ada hanya orang malas. Tp rasanya itu terlalu kasar.. Ta' revisi deh.. Ga ada orang bodoh, yang ada hanya orang yang ga mau nanya, gengsi nanya, atau terlalu jaim buat nanya,.

Tuesday, December 8, 2009

it's always been me. Why?

Nobody flawless. People makes mistakes. People changes.
Berkali-kali saya mencoba menghibur diri. Untuk pertama kalinya saya ingin bilang, 'Saya benci dengan semua ini. Saya muak. Saya lelah. Saya ingin menangis.'

Tuhan,
Saya ingin menjadi manusia yang memiliki sabar, ikhlas, dan rasa syukur yang memiliki limit tak berhingga. Sungguh. Merasa jadi orang yang paling menderita adalah ketidakbolehan yang saya haruskan ada pada diri saya. Saya ingin selalu memiliki perspektif positif dari semua masalah, seberat apa pun masalah itu.

Saya tidak pernah protes dengan semua yang terjadi dalam hidup saya. Tidak ada yang saya sesali. Sebab saya berkeyakinan bahwa semua hal kurang menyenangkan, menyedihkan, adalah bagian dari ujian. Ujian itu datangnya dari Tuhan, Gusti Allah. Dan sebabnya ujian itu adalah karena Gusti Allah sayang sama kita. Semua masalah pasti punya jalan keluarnya.

Ya ya ya. Kesemua filosofi itu memang klise. Tetapi yang saya alami sekarang adalah tentang perasaan, tentang hati, yang sekali lagi tidak mudah disejalankan dengan filosofi logika saya.

Saya melakukan kesalahan (lagi). Tidak tidak. Ini tulisan saya, dan saya berhak untuk memaparkannya dari perspektif subjektif saya. Saya ralat. Saya disalahkan (lagi). Ehm.. Sejujurnya, tidak ada yang blak-blakan menyalahkan saya. Tetapi saya tidak bisa menerima begitu saja simpati mereka yang bersikap tidak menyalahkan, sementara dengan begitu cepatnya saya langsung menjadi populer karena kesalahan tersebut.

Saya ingin teriak.
'Itu bukaaan salaaah Guee..!!!'
Tapi saya pesimis ada yang peduli pada teriakan saya. Mau berusaha sekeras apapun membela diri, tidak akan merubah apa-apa. Saya sudah terlanjur 'populer'. Saya hanya lelah menanggung beban rasa bersalah yang bukan seratus persen saya penyebabnya.

Tapi bagaimanapun, saya tetap mencoba berdamai dengan diri saya, dengan keadaan. Saya tidak dengan serta merta menyalahkan orang lain yang walaupun sebenarnya lebih pantas dipersalahkan. Saya tidak dendam. Karena saya tahu pasti betapa tidak enaknya menjadi orang yang disalahkan, orang yang dianggap biang sial.

Tapi yang saya heran, mengapa ketika saya sudah mulai berdamai dengan semua ketidaknyamanan itu, malah muncul hal-hal di luar dugaan yang kembali memporak porandakan pertahanan saya. Orang yang begitu senang menyudutkan datang. Dengan tanpa perasaannya kembali menyulut api yang sudah nyaris padam. Membuat saya semakin terpojok, merasa jadi orang paling tolol, dan untuk pertama kalinya saya membatin 'I hate my job'.

Saya sudah kebal dengan caci-makiannya, dengan black-sms nya yang sangat tidak well-educated.

Benar jika orang bilang, everything happens for many reasons, selalu ada hikmah dari setiap peristiwa. Saya percaya. Saya belajar banyak.

Bahwa - Just because doing horrible things, it doesn't always mean they're horrible person. *quoted from GA*

Bahwa gelar pendidikan bukan jaminan seseorang bisa bertutur kata dan berpolah layaknya orang yang mengenyam bangku sekolah.

Bahwa memiliki kedudukan, uang, bahkan ilmu sekalipun merupakan ujian. Bagaimana kita tetap bisa rendah hati dengan kedudukan, uang, dan ilmu yang kita miliki adalah bukan perkara mudah.

Bahwa sudah sesusah-payah apa pun saya melakukan yang terbaik yang saya bisa, tetap saja tidak lantas menjadikan saya manusia yang luput dari kesalahan. Saya tetap bukan apa-apa, bukan siapa-siapa.

Dedicated for dia-yang-males-gw-sebut-na
manya:

Terima kasih sudah mengajarkan bagaimana rasanya tidak menyukai seseorang.

Terima kasih karena sudah sukses menggagalkan saya menjadi orang yang selalu beranggapan positif pada orang lain. Semoga kegagalan ini bisa segera diperbaiki. Saya tidak boleh kalah untuk yang satu ini.

Yang selalu saya coba yakini saat ini adalah apa pun yang anda lakukan semoga berlandaskan pada niat baik, bukan menyudutkan seperti yang saya pikirkan. Semoga saya salah. Hanya saja saya ingin anda tahu bahwa cara anda menyampaikan itu kurang enak cenderung bikin sakit hati malah. Maaf cuma kritik.

Sekali lagi, saya bukan siapa-siapa yang boleh mendendam dan tidak memaafkan. Saya hanya sedikit sakit hati, tapi tidak akan lama. Tenang saja.

Terima kasih sudah menjadi seseorang yang mengambil peran penting dalam proses pendewasaan saya, dalam proses saya untuk menjadi manusia yang lebih baik setiap waktunya.
Maaf kalau kurang berkenan. Semoga anda tetap dalam perlindungan Allah.

Dilema fulltime house wife.. fulltime mother..

 Bismillah,   menjadi full ibu rumah tangga sebenernya sudah jadi cita-cita jadi jaman baheula selagi masih gadis.. Bahkan mimpi itu pernah ...