Friday, June 24, 2011

Boooooooommmsss...

No passion at all..
Paling sulit adalah menemukan alasan sebenarnya kita merasa bosan. Alasan yang membuat kita seperti kehilangan gairah. Kadang, pada suatu waktu kita bisa merasa sangat marah pada satu hal sepele.. Padahal, yang sebenarnya menjadi akar masalah itu sedang bersembunyi di hati kita, bukan masalah sepele itu yang mengusik kemarahan kita. Kita hanya mencari excuse untuk bisa meledak, alasan untuk marah-marah.. Karena apa yang berkecamuk dalam hati dan pikiran kita terlalu memalukan untuk diceritakan. Atau barangkali, tak ada kawan untuk bertukar pikiran yang "sealiran", yang mempunyai pola pikir yang bekerja pada pita frekuensi yang sama dengan otak kita. Atau barang kali, kita termasuk dari mereka yang bersudut pandang kalau masalah pribadi itu bukan keripik yang bisa begitu saja dinikmati publik.

Huuufhh.. Menjadi terlalu sering berjiwa melankolis itu menjijikan. Tidak ada ruang buat orang cengeng di dunia ini. Hidup ini keras Bung!! Kesentimentilan hanya akan menyisihkan kita dari arena pertarungan kehidupan. Siapa yang mau peduli kalau kita sedih?

Allah SWT.. Para nabi terdahulu.. Bahkan hingga Rasulullah Muhammad SAW mengajarkan kita untuk selalu saling mengasihi.. -- Entah kenapa, saya selalu punya kecenderungan menjadi sangat religius dan sok agamis dalam bermelankolis -- namun pada kondisi tertentu, Mengapa mencintai bisa menjadi begitu sangat menyakiti? Mengapa mengasihi harus selalu bersisian dengan tanpa pamrih?? MENGAPA???


Ada keadaan dimana kita membutuhkan "feedback". Ini bukan pamrih, ini bukan tuntutan ingin diucapi terima-kasih. Tapi ini semacam naluri pengukuhan eksistensi. Manusia tak pernah berdiri sendiri. Ketika sudah mengasihi, sudah mencintai, sudah memberi --- mustahil bisa benar-benar bisa seratus persen murni tidak mengharap kembali. Akan ada titik dimana semangkuk sup ayam hangat yang tersaji di meja makan di waktu pagi bisa jadi sumber energi sepanjang hari, dimana pesan "cepat pulang yaa.." dengan sangat ajaibnya membuat kita merasa special dan begitu merasa dinantikan... Huuufhh.. I miss Mom..

No comments:

Dilema fulltime house wife.. fulltime mother..

 Bismillah,   menjadi full ibu rumah tangga sebenernya sudah jadi cita-cita jadi jaman baheula selagi masih gadis.. Bahkan mimpi itu pernah ...