Friday, July 8, 2011

Langkah Pertama


Tidak terjadi sebuah perjalan tanpa diawali langkah pertama. Tak perlu terlalu besar, cukup sejengkal. Namun tahukah, sekedar untuk memulai sejengkal langkah pertama untuk sebuah perjalanan luar biasa, kita memerlukan keberanian yang besar, pertimbangan yang matang, dan iman. Bukan hanya iman pada Tuhan, tapi keimanan --keyakinan-- pada perjalanan yang baru saja akan kita mulai. Dan di sinilah, saya akan memulai sebuah chapter perjalanan yang merupakan bagian kecil dari perjalanan panjang hidup saya. Saya menyebutnya, himpunan perjalanan.

Adalah mimpi salah seorang sahabat saya yang ingin bertandang ke Baitullah Makkah bersama ibundanya. Subhanallah. Saya pun jadi ikut-ikutan memimpikan hal yang sama dengannya. Latah yang tidak umum memang kedengarannya. Tapi memang begitulah adanya. Menunaikan ibadah UMRAH lantas kemudian menjadi salah satu resolusi pencapaian saya di tahun 2011 ini.

Hidup yang saya alami begitu rumit tahun-tahun terakhir ini. Serumit apa? Tak perlulah dibayangkan. Toh setiap kerumitan itu sifatnya relatif. Hanya saja, untuk seporsi yang saya nikmati saat ini, cukup membutuhkan upaya keras untuk menjejalkannya pada 'mulut' saya, pelan-pelan dan harus sangat hati-hati mencernanya, mencoba bisa merasakan khasiatnya agar tidak menjadi feces begitu saja. Haha..ngelantur. Rasa sakit itu (red: kerumitan, kesulitan), selagi tidak mematikan, ia akan menguatkan. Sama seperti obat, pahit, tapi bisa jadi jalan menyembuhkan. Demikian, salah satu niatan saya menjalankan ibadah UMRAH. Saya hendak mencari kekuatan di sana. Memanjatkan puji syukur ritual penghambaan saya pada Allah sebagai Tuhan yang saya sembah. Saya ingin bermunajat di sana. Bukan mengharapkan penghidupan yang lebih mudah, tapi keteguhan hati yang kuat untuk bisa melalui apa pun bentuk ujian dalam hidup itu nantinya. Saya sadari saya ini lemah iman. Grafik keimanan saya terus berfluktuasi, dan saya khawatir, gradiennya semakin miring ke bawah. Iman itu abstrak, tidak tampak.

NIAT. Itu adalah awal dari langkah pertama saya. Tiba-tiba saja, niat bisa menjadi sangat berat ketika saya ragu-ragu untuk melangkah. Banyak sekali polemik yang bergelayut di hati dan pikiran saya. Pertama, semula saya berencana berangkat umrah selepas teman saya mengembalikan uang yang dipinjamnya dari saya beberapa waktu lalu. Jumlahnya lumayan cukup besar. Hampir separuh dari biaya umrah itu sendiri. Tapi ternyata, untuk polemik pertama, tidak bisa sesuai rencana. Saya bimbang. Tapi pada akhirnya, mumpung masih muda dan dikaruniai rejeki, saya putuskan untuk menggunakan tabungan yang saya miliki. Tidak sampai di situ, cuaca di kota Mekkah sana yang bisa mencapai 50 derajat celcius pada siang hari membuat saya bimbang lagi. Melebihi panasnya tempat sauna. Yaa Allah.. Bagaimana di sana nanti ya. Saya sempat terpikir untuk menunda keberangkatan saya tahun depan saja. Sekali lagi saya berpikir keras. Tidak ada hal yang tidak mungkin bagi Allah. Kita adalah tamu-Nya. Allah yang akan menjamu kita. Bisa saja derajat suhu menunjukkan angka lima puluh, tapi bukan hal yang susah bagi Allah untuk membuat kita tetap merasa sejuk di rumah-Nya.

Maka dengan niat (yang semoga tetap kuat menjemput ketetapan-Nya) saya mendaftarkan diri untuk ibadah umrah periode 13-21 Juli 2011 di Maghfirah Tour & Travel. Bismillah.. Dibantu Mbak Laura Syamina, saya menyerahkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk persiapan keberangkatan.

No comments:

Dilema fulltime house wife.. fulltime mother..

 Bismillah,   menjadi full ibu rumah tangga sebenernya sudah jadi cita-cita jadi jaman baheula selagi masih gadis.. Bahkan mimpi itu pernah ...