Tuesday, August 17, 2010

Surat Buat Bapak

5 Ramadhan 1431H

Assalamu'alaikum Bapak..

Entah darimana ananda harus memulainya, yang pasti saat ini ananda sedang rindu sekali pada Bapak. Setahun sudah Bapak pergi meninggalkan kami, dua ramadhan sudah Bapak bersemayam di sana seorang diri. Maafkan ananda Pak.. Hanya rangkaian Al Fatihah beriring do'a selepas sujud akhir ananda yang bisa ananda haturkan untuk Bapak. Berharap itu cukup menemani kesendirian Bapak di sana. Tiada putusnya ananda meminta pada Allah, Dzat Yang Maha Mengabulkan Do'a..

Semoga Allah Yang Maha Pengampun berkenan mengampuni dosa-dosa Bapak,
Menerima semua amal ibadah Bapak,
Berkenan melipatgandakan pahalanya dengan segala ke-Maha Pemurahan-Nya,
Melapangkan dan menerangkan kubur Bapak dengan nur-Nya yang benderang..
Menjauhkan siksa kubur bagi Bapak,
Senantiasa melimpahkan kasih sayang-Nya untuk Bapak..
Aamin..

Sungguh betapa do'a dan air mata tak pernah cukup mengobati rasa rindu dan penyesalan ananda. Maafkan ananda yang belum sempat membahagiakan Bapak, maafkan ananda yang sering membuat Bapak kesal dan menahan marah, maafkan ananda yang belum sempat mewujudkan cita-cita kita menjadi nyata, maafkan ananda yang tak pernah cukup kuat untuk tidak menangis setiap kali ananda mengingat Bapak, ananda jadi lebih cengeng sejak Bapak pergi, ananda terbiasa dengan Bapak yang selalu ada menguatkan ananda..
Tahukah Bapak? Sepi sekali rasanya dunia ini tanpa Bapak. Kosong. Tak ada lagi yang tanpa banyak bicara dengan setia mendengar celotehan ananda, tidak protes dengan nyanyian sumbang ananda, cuma Bapak yang punya cerita yang sama sekali tidak lucu tetapi sukses membuat ananda tertawa, Bapaklah tempat biasanya ananda bertanya, Bapak yang selalu bisa memberi garansi 'semua akan baik-baik saja'..
Bapak.. Ananda kangen sekali. Kangen saat ibu bergantian menyuapi kita semua. Kangen bersandar dan mendengar bunyi perut buncit Bapak. Kangen melihat Bapak berjoged india. Kangen salim sama Bapak. Kangen ngesun pipi Bapak. Kangenn.. Kangenn.. Kangeeennnnn...

Banyak sekali hal yang ingin ananda ceritakan pada Bapak..
Tentang Ibu dan adik-adik..
Tentang betapa tegarnya ibu mengasuh kami sendirian tanpa Bapak..
Tentang beliau yang ananda dapati sedang diam-diam merasa kesepian..
Tentang sulitnya menjadi kakak, mengambil alih sebagian tugas Bapak yang tidak lantas menjadi lebih mudah walau hanya sepersepuluh bagiannya saja,
Tentang perasaan-perasaan terbaik,
Tentang bagaimana harus bisa bahagia untuk melihat mereka yang kita cintai turut berbahagia karena melihat kita bahagia,
Tentang lelahnya berlari mengejar waktu, terperangkap dalam ketidaktahuan ananda tentang berapa lama waktu tersisa yang ananda punya..
Tapi Bapak tak perlu gundah,
Ananda tak akan menyerah sekalipun lelah berkali-kali singgah..

Insya Allah ananda ikhlas dengan ini, dengan semua ketetapan Allah, mengimani bahwa inilah jalan terbaik yang dipilihkan-Nya untuk kita.. Mempercayakan Allah untuk menjaga Bapak selagi ananda tak mampu melakukannya.. Semoga kerinduan ini menjadi pengikat kita selamanya.. Sekaligus menjadi cara Allah membimbing ananda untuk dekat dengan-Nya, untuk selalu berserah dan berpasrah..

Sudah malam Pak.. Ananda tak ingin menangis lagi seperti kemarin ketika memulai menulis surat ini. Ibu tampak bertanya-tanya melihat mata ananda yang bengkak sewaktu sahur tadi pagi. Ananda tak mau membuat beliau khawatir lagi.. Sudah dulu yaa..

Wassalamu'alaikum..



Ananda yang selalu kangen sama Bapak
Aizzah

No comments:

Dilema fulltime house wife.. fulltime mother..

 Bismillah,   menjadi full ibu rumah tangga sebenernya sudah jadi cita-cita jadi jaman baheula selagi masih gadis.. Bahkan mimpi itu pernah ...