Bismillah,
menjadi full ibu rumah tangga sebenernya sudah jadi cita-cita jadi jaman baheula selagi masih gadis.. Bahkan mimpi itu pernah tegas dan jelas saya tulis dalam sebuah portal media online eramuslim, salah satu platform yang jadi wadah menulis ketika media sosial belum semarak seperti sekarang,
Bisa diliat di sini ya..
Terkadang, kita menjadi goyah atau ragu dengan pilihan kita jika ada opini-opini di sekitar yang memberkian pandangan berbeda tentang menjadi ibu rumah tangga yang thok thok ngurusin rumah, suami, dan anak-anak thok.. Ngga nyambi dagang online atau pun nyari penghasilan lain dari luar.. Kadang paitnya lagi kalau ditanya,
"Kalau suamimu meninggal duluan gimana? Kamu loh ga punya penghasilan dari mana-mana?"
Kalau lagi bebenah, pikiran saya suka travelling, kadang juga ngobrol sama diri sendiri, eh iya gimana dong ya.. Dan kalau lagi ngobrol sama diri sendiri gitu mah kita ngrasanya lagi ngobrol sama diri sendiri ya, padahal kalau direnungkan, pertanyaan-pertanyaan yang kita lontarkan itu, lang sung dapat pencerahan yang sebenernya datang darimana coba? Yap.. dari Allah.. bener bangett..Allah yang membisikkannya ke dalam hati kita.. bener apa bener?
Dari pertanyaan "Kalau suamimu meninggal duluan gimana? Kamu loh ga punya penghasilan dari mana-mana?" saya ketemu dengan jawaban kayak gini,
Kalau pada saatnya Allah takdirkan suami meninggal duluan, dan saya yang kemudian harus mengambil alih tanggung jawabnya.. Ya mulai saja pada saat itu, mulailah pada saat waktu itu datang. Selagi kita mau ikhtiyar, kita ngga lepas do'a, insyaa Allah pertolongan Allah itu dekat. Dan untuk sekarang ini, seberapapun materi yang dihasilkan dari ikhtiyar Suami, maka yakinilah kalau itu cukup bagi kami sekeluarga.. Dalam rumah tangga kami, pintu nafkah hanya melalui ikhtiyar suami, maka lewat situlah rezeki dari Allah akan lewat.. Kalaupun saya berpenghasilan dan membuka pintu lain, maka rezeki itu akan melalui dua pintu, jumlah dan nilainya akan tetap sama sebagaimana rezeki yang sudah Allah tetapkan untuk kami sekeluarga.. Maka saya pun makin mantap dengan apa yang sudah saya jalani selama hampir sepuluh tahun pernikahan kami.
Fokus menjalankan amanah suami untuk dirinya, hartanya, dan anak-anaknya..
Fokus pada kesibukan untuk menyempurnakan peran-peran yang sepertinya selalu membuituhkan evaluasi dan koreksi tersebut..
Fokus pada tugas-tugas yang cuma emak-emak kayak saya yang paham hehe
bismillah, rezeki tidak selalu bernilai materi kan ya, kesehatan yang baik, pasangan yang beriman, bertalwa, yang taat, yang sholih, anak-anak penyejuk mata dan hati, rumah tangga yang adem ayem, kebersamaan dalam menyelesaikan ujian-ujian dari Allah.. Maasyaa Allah.. ngga keitung materi itumah yah.. Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimussholihat..