Tuesday, December 29, 2009

Kangen Kupat Bu Ning Slawi


Sedang kangen makan ketupat Bu Ning yang bertempat di Slawi, kota Tegal. Tempat makan yang jauhnya sekitar enam kilometer dari rumah saya di kampung ini biasanya mulai buka setelah waktu ashar. Rasanya tuuh uenaak..sedepp banget.. Ketupat dengan kuah opor ayam kampung, di tambah tauge, dan sambel (bagi penikmat pedas tentu saja). Ada berbagai macam tambahan, mulai dari ayam kampung goreng, sate ayam kampung yang diopor, pela-ati.. Uhhmm.. Nyummy.. Satu porsi untuk ketupat saja dihargai 2500 rupiah.. Untuk yang lainnya saya tidak ingat berapa harganya. Sudah cukup lama saya tidak mampir ke sana.. Huuufh.. kapan yaah pulang ke kampung..

Monday, December 28, 2009

Malu Bertanya Sesat Akhirnya

*Cuplikan sms-an dengan seorang kawan lama*

temen : Met mlm..gie ngpn neh?

gw : Lg internetan..

temen : Blh mnt USB km gx? Ntr gantian dech..

gw (mengernyit) : Maksdnya? *ga mudeng*

temen : Q minta alamat USA / frenster km, Q jg lg chatting Neh..

gw (menemukan titik terang klo maksud dia adalah fesbuk/frenster): Owh.. Cari aja namaku.. Aizzah Nur

temen : Pusink tauuk

gw (garuk2 kepala): Lah.. Jd?

temen : Banyak yg nama'y kya km. Minta fasfor'y wiz..

gw (@_@) : -__-a

temen : Manah izz ?

gw: apanya?

temen : fasford km? yq q jdi member km.. ok..

gw (mencoba berspekulasi lagi) : http://www.facebook.com/aizzah

temen : kal0 q satria_bxxxx14@yahoo.com *sencored* makasih yaa..

gw : Oh..klo itu namanya alamat imel pren..

temen: Iya, kalo USB q dah q hapus

gw: Facebook maksute?

temen : Yo'i

Tidak bermaksud meng-under-estimate kalangan minoritas yang memang gap-tek. Tapi mbok yao.. kalo masih burem, apalagi belum tau sama sekali, ndak perlu gengsilah nanya2x dulu.. ini maksudnya apa atau itu gimana.. toh kita juga ga akan nglecehin ketidaktahuan dia.. Kalo gini kan malah bikin ilfil.. *teringat statement dr seseorang* ga ada orang bodoh, yg ada hanya orang malas. Tp rasanya itu terlalu kasar.. Ta' revisi deh.. Ga ada orang bodoh, yang ada hanya orang yang ga mau nanya, gengsi nanya, atau terlalu jaim buat nanya,.

Tuesday, December 8, 2009

it's always been me. Why?

Nobody flawless. People makes mistakes. People changes.
Berkali-kali saya mencoba menghibur diri. Untuk pertama kalinya saya ingin bilang, 'Saya benci dengan semua ini. Saya muak. Saya lelah. Saya ingin menangis.'

Tuhan,
Saya ingin menjadi manusia yang memiliki sabar, ikhlas, dan rasa syukur yang memiliki limit tak berhingga. Sungguh. Merasa jadi orang yang paling menderita adalah ketidakbolehan yang saya haruskan ada pada diri saya. Saya ingin selalu memiliki perspektif positif dari semua masalah, seberat apa pun masalah itu.

Saya tidak pernah protes dengan semua yang terjadi dalam hidup saya. Tidak ada yang saya sesali. Sebab saya berkeyakinan bahwa semua hal kurang menyenangkan, menyedihkan, adalah bagian dari ujian. Ujian itu datangnya dari Tuhan, Gusti Allah. Dan sebabnya ujian itu adalah karena Gusti Allah sayang sama kita. Semua masalah pasti punya jalan keluarnya.

Ya ya ya. Kesemua filosofi itu memang klise. Tetapi yang saya alami sekarang adalah tentang perasaan, tentang hati, yang sekali lagi tidak mudah disejalankan dengan filosofi logika saya.

Saya melakukan kesalahan (lagi). Tidak tidak. Ini tulisan saya, dan saya berhak untuk memaparkannya dari perspektif subjektif saya. Saya ralat. Saya disalahkan (lagi). Ehm.. Sejujurnya, tidak ada yang blak-blakan menyalahkan saya. Tetapi saya tidak bisa menerima begitu saja simpati mereka yang bersikap tidak menyalahkan, sementara dengan begitu cepatnya saya langsung menjadi populer karena kesalahan tersebut.

Saya ingin teriak.
'Itu bukaaan salaaah Guee..!!!'
Tapi saya pesimis ada yang peduli pada teriakan saya. Mau berusaha sekeras apapun membela diri, tidak akan merubah apa-apa. Saya sudah terlanjur 'populer'. Saya hanya lelah menanggung beban rasa bersalah yang bukan seratus persen saya penyebabnya.

Tapi bagaimanapun, saya tetap mencoba berdamai dengan diri saya, dengan keadaan. Saya tidak dengan serta merta menyalahkan orang lain yang walaupun sebenarnya lebih pantas dipersalahkan. Saya tidak dendam. Karena saya tahu pasti betapa tidak enaknya menjadi orang yang disalahkan, orang yang dianggap biang sial.

Tapi yang saya heran, mengapa ketika saya sudah mulai berdamai dengan semua ketidaknyamanan itu, malah muncul hal-hal di luar dugaan yang kembali memporak porandakan pertahanan saya. Orang yang begitu senang menyudutkan datang. Dengan tanpa perasaannya kembali menyulut api yang sudah nyaris padam. Membuat saya semakin terpojok, merasa jadi orang paling tolol, dan untuk pertama kalinya saya membatin 'I hate my job'.

Saya sudah kebal dengan caci-makiannya, dengan black-sms nya yang sangat tidak well-educated.

Benar jika orang bilang, everything happens for many reasons, selalu ada hikmah dari setiap peristiwa. Saya percaya. Saya belajar banyak.

Bahwa - Just because doing horrible things, it doesn't always mean they're horrible person. *quoted from GA*

Bahwa gelar pendidikan bukan jaminan seseorang bisa bertutur kata dan berpolah layaknya orang yang mengenyam bangku sekolah.

Bahwa memiliki kedudukan, uang, bahkan ilmu sekalipun merupakan ujian. Bagaimana kita tetap bisa rendah hati dengan kedudukan, uang, dan ilmu yang kita miliki adalah bukan perkara mudah.

Bahwa sudah sesusah-payah apa pun saya melakukan yang terbaik yang saya bisa, tetap saja tidak lantas menjadikan saya manusia yang luput dari kesalahan. Saya tetap bukan apa-apa, bukan siapa-siapa.

Dedicated for dia-yang-males-gw-sebut-na
manya:

Terima kasih sudah mengajarkan bagaimana rasanya tidak menyukai seseorang.

Terima kasih karena sudah sukses menggagalkan saya menjadi orang yang selalu beranggapan positif pada orang lain. Semoga kegagalan ini bisa segera diperbaiki. Saya tidak boleh kalah untuk yang satu ini.

Yang selalu saya coba yakini saat ini adalah apa pun yang anda lakukan semoga berlandaskan pada niat baik, bukan menyudutkan seperti yang saya pikirkan. Semoga saya salah. Hanya saja saya ingin anda tahu bahwa cara anda menyampaikan itu kurang enak cenderung bikin sakit hati malah. Maaf cuma kritik.

Sekali lagi, saya bukan siapa-siapa yang boleh mendendam dan tidak memaafkan. Saya hanya sedikit sakit hati, tapi tidak akan lama. Tenang saja.

Terima kasih sudah menjadi seseorang yang mengambil peran penting dalam proses pendewasaan saya, dalam proses saya untuk menjadi manusia yang lebih baik setiap waktunya.
Maaf kalau kurang berkenan. Semoga anda tetap dalam perlindungan Allah.

Monday, October 26, 2009

Buat Abang...

SKETSA 1

“Bang, kamu dapet saingan. Aku mulai jatuh cinta lagi sama yang lain..”

Sebaris kalimat yang baru saja mampir di kotak masuk telepon genggamnya sontak membuatnya terkejut dan nyaris tersedak. Mendadak rasa menu nasi padang yang separuh sudah dilahapnya itu jadi tidak enak, nafsu makannya hilang. Sudah lama Anna tidak mengiriminya sms, dan ini yang pertama setelah sekian lama. Cepat Array menangkupkan sendok garpunya di atas piring, mengusap mulut sekenanya, lantas berkali-kali meyakinkan diri kalau itu memang sms dari Anna. Ia mengerjap. Bingung. Reaksi seperti apa yang harus diberikannya. Sedang tidak punya pulsa. Alasan paling klise sekaligus paling bisa dimengerti Anna yang akan menjadi jawabannya nanti ketika ia ditanya mengapa tak kunjung membalas sms-nya.

SKETSA 2

Waktu bergulir begitu cepat. Array dan Anna masih di tempat masing-masing mereka. Menjalani hidup mereka seperti biasa. Array yang sekarang kuliah di UGM, serta Anna yang melanjutkan studinya di Jakarta, mewujudkan cita-citanya menjadi seorang dokter di UI. Array dan Anna yang pernah dipertemukan kehidupan dalam suatu kesempatan yang cukup lama, saling jatuh cinta, namun harus terpisah dan memilih untuk tidak bersama..

Array. Jogja telah menjadi rumah keduanya sekarang dan Parangtritis seperti induk semang yang selalu menjadi pelabuhannya setiap ia merasa gundah. Ia betah berlama-lama disana. Memandang laut, bermain dengan ombak, menuliskan kegundahannya di atas pasir yang lantas hilang terhapus ombak yang datang. Sudah dua minggu berlalu sejak sms yang ia terima dari Anna. Entah magic apa yang ada di baliknya, sms itu sukses mengobrak-abrik hatinya selama itu. Ia terperangkap pada rasa cemburu yang bukan menjadi haknya.

ratusan kilometer dari Jogja, Anna sedang asik berkutat dengan Dell Vostro 1200 baru pemberian ayahnya. Ia mangkir dari paper kuliah dan menari-narikan jemarinya di atas keyboard. Refleksi tariannya itu tertata rapi diatas notepad bertittle “Buat Abang”. Sesekali ia senyum dan cengengesan sendiri, memonyong-monyongkan mulutnya iseng atau menggelembungkan pipinya yang bulat. Kadang ia sampai lupa waktu melakukan kesenangan barunya itu. Ia mengabaikan kelelahannya, waktunya tinggal sebentar lagi. Kalender yang nangkring di atas meja belajarnya terbuka pada bulan Agustus, tanggal 13 yang sudah ia lingkari sedari lama tinggal beberapa hari lagi. Ulang tahun Array.

SKETSA 3

13 Agustus 2009
“Taraaa.. akhirnya selesai juga..” Anna membatin dalam hati. Tulisan-tulisannya sudah selesai rapi terjilid menjadi sebuah buku. Tidak terlalu tebal memang. Tapi ia senang. Sangaaat senang. Ia puas sekali dengan mahakarya pertamanya itu. Ia berharap Array akan senang menerima kado pemberiannya itu. Sore itu ia pergi ke Tiki. Mengeposkan kadonya untuk Array di Jogja.

Sepulang dari Tiki, ia mampir ke warnet tidak jauh dari rumahnya. Dia buka akun facebook-nya kemudian meluncur ke halaman facebook milik Array. Itu caranya melepas kangen pada Array. Diam-diam membuka profile-nya, mengamati status-status Array yang memang jarang di-update, melihat foto-fotonya, itu sudah cukup buatnya. Walaupun tidak sering banyak komentar-komentar dari penggemar-penggemar Array yang bisa membuatnya senewen sepanjang hari dan marah-marah tidak jelas sendiri.

Tiba-tiba matanya terhenti pada sebuah foto yang belum lama di-upload si empunya, Array has been tag in this photo. Berarti bukan Array pemilik foto itu. Anna sgera mengarahkan mouse-nya pada foto-foto itu. Ia makin gemas karena koneksi jaringan di warnet itu mendadak melambat. Beberapa foto baru di-upload, dua di antaranya sangat menarik perhatian Anna. Foto pertama, tampak Array yang sedang memberikan sebuah kue ulang tahun pada seorang gadis bekerudung, manis, cantik. Array tampak tersipu di sana. Teman-teman lain yang mengitarinya tampak bersorak soray menyaksikan momen itu.

“Array pasti sedang dikerjai teman-temannya”, Anna mencoba mengihibur dirinya

Kini ia beralih pada foto kedua. Pantai prangtritis nampaknya, hamparan pasir, dan ombak. Tergambar dua hati yang bertaut di sana. Array Loves Madina. 13 Agustus 1988 pada sisi Array, 13 Agustus 1989 pada sisi Madina. Di luar kedua hati yang terpaut itu tertulis 13 Agustus 2009. Anna masih belum bisa mencerna apa yang dilihatnya. Tangannya kebas dan tak mau bergerak. Ada sesaput sakit yang menyelinap masuk ke celah hatinya. Kini tangannya gemetar, beralih ke papan tuts untuk mengetikkan pesan untuk Array.

I'm afraid to say
I'm afraid to ask

to be honest..
I'm just afraid knowing what the answer is

I don't mind to always be the first

the first to call,
the first to text,
the first to worry about you..
I really don't mind

Moreover,
I don't mind to wait

But now I know without asking

You're just not that into me
Even you do reply my message
Even you do answer my call

I just don’t know who you really are

I'm done waiting

so please stop pretending you do care about me

stop pretending you do love me
stop pretending you do want me
That will hurt me more

I thank you for everything you do for me

Don't worry

I will be fine

Ia meninggalkan pesan itu di dinding facebook Array. Semua kata tanpa rencana itu mengalir begitu saja. Kini ia limbung, meninggalkan warnet dengan lunglai. Hatinya kini tinggal serpihan. Penantiannya sia-sia.. Array tak ada lagi buatnya.. Semua tentang Array sudah selesai.


SKETSA 4

Jogja 14 Agustus 2009

“Nak Array…” Suara Ibu kost terdengar dari halaman depan memanggil Array.
“Ya bu.. Sebentar..” Array tergesa keluar dari kamarnya menghampiri Si Ibu induk semang.
“Ini ada paket dari Jakarta.” Ibu kost menyodorkan bungkusan berwarna cokelat itu kepada Array. Array menerimanya dan mengucapkan terimakasih sambil lalu. Ia membalik bungkusan itu, melihat sisi belakangnya, ingin tahu siapa pengirim paket itu. Anna Maulina. Darahnya berdesir membaca nama itu.

Perlahan dibukanya bungkus cokelat itu, sebuah kertas kado berwarna biru muda dengan motif kotak yang lembut mengintip dari baliknya. Hatinya makin tidak karuan. Perlu keberanian dan kekuatan luar biasa untuk membukanya. Hatinya digelayuti berbagai perasaan yang sulit untuk dijelaskan. Momen mebuka kado yang harusnya berlangsung tidak lebih dari dua menit terasa bagaikan berbulan-bulan lamanya..

Sebuah buku. Sehelai kertas merah jambu diselipkan di halaman pertamanya.

Buat Abang.. Array Rasyidi..

Selamat ulang tahun ya Bang.. Semoga dapet usia yang berkah dan bisa jadi manusia yang bermanfaat. Selalu yang terbaik buat Abang. Beberapa minggu terakhir ini Anna suka sekali menulis Bang, dan hari ini juga Anna resmi mendeklarasikan diri jatuh cinta pada menulis.. Ini karya pertama Anna, Abang yang jadi inspirasinya, mudah-mudahan tidak mengecewakan.. ^_^



Anna Maulina

Seketika itu juga hati Array remuk redam dibuatnya..

Thursday, October 22, 2009

Happy Birthday To Me

Hari ini, dua puluh satu tahun yang lalu. Di rumah sakit St. Carolus Jakarta aku dilahirkan. Berbeda dengan yang lainnya, aku dilahirkan sungsang, dengan posisi bokong yang berada di bawah, bukan kepala seperti kehamilan pada umumnya. Kedua orang tuaku cemas, khawatir aku akan tumbuh berbeda, tidak normal. Karena sampai beberapa hari aku dilahirkan, posisi tubuhku seperti kodok yang terbalik. Untungnya aku punya Super Dad yang sabar luar biasa. Dengan telatennya beliau membedong aku. Jika bayi normal dibedong dua kali sehari sehabis mandi, maka Bapak tidak pernah lelah mambedong aku berkali-kali, bahkan sehabis pipis maupun pup, mengurut-urut kakiku, meluruskannya agar kelak bisa berjalan normal, tidak cacat. Sebab ketika itu, ada bayi lain yang juga terlahir sungsang, dan dipastikan tidak bisa berjalan normal oleh dokternya.

Sekarang usiaku sudah 21 tahun. Alhamdulillah aku sehat, aku normal (jika belum pernah punya pacar dieleminasi dari parameter tolak ukur tingkat kenormalan seseorang tentunya). Aku cantik, baik, cukup menarik, pintar, kharismatik, punya banyak teman, sukses dalam karir, keluarga dan pendidikan. Alhamdulillah. Jadi tidak ada alasan untuk tidak bahagia, yaa walaupun memiliki tubuh gendut kadang sedikit menggangu, tapi itu bukan masalah besar kecuali bakat diabetes yang mungkin menurun padaku kalau aku tidak rajin olah raga dan diet gula.

Tapi ada yang kurang lengkap tahun ini. Dua bulan yang lalu Bapak meninggal. Seharian tadi, bahkan sedari sore kemarin aku sedih bukan main. Aku kangeeeen sekali sama Bapak. Aku sampai nangis sesenggukan. Sekalipun tahun-tahun sebelumnya, Bapak hanya mengucap selamat jika Ibu tidak lupa mengingatkan beliau, tetap saja rasanya tidak enak. Nikmaaaat sekali rasanya mengenang Bapak. Betul apa yang banyak orang bilang, kita tidak akan pernah tahu betapa berharganya seseorang jika kita belum kehilangannya. Huhuhu..makanya sebelum kehilangan, jaga dan sayangi baik-baik orang di sekeliling kita, terutama orang tua dan keluarga.

Secara kasat mata, tidak ada yang spesial hari ini. Tiga hari ini adekku ngambek, sudah tiga hari pula dia mendiamkan aku, padahal aku sudah mencoba berbaikan dengannya, tapi tetap saja dia cuek. Yowes, mau diapain lagi. Nanti juga baik sendiri, pikirku.

Kemarin aku pulang malam, baru sampai rumah sekitar pukul sepuluh. Lelah sekali rasanya. Bahkan moment dua jam berikutnya yang seharusnya spesial, tidak aku hiraukan. Aku langsung pulas begitu kepalaku menempel bantal. Aku sempat menerka-nerka siapakah gerangan yang akan jadi the first one. Berharap kalau-kalau ada cowok keren yang nun jauh di tempat lain sedang menghitung mundur hari jadiku ini. Ah tapi sudahlah..rasa kantukku lebih penting daripada menghayal hal-hal ga penting yang nantinya malah bikin sakit hati kalau tidak sampai kejadian.

Jam 4 pagi aku bangun. Berharap ada nomor ponsel cowok keren yang mampir di kotak masuk telepon selulerku. Ehm..ada satu pesan. O..o..siapa dia? Aku bersenandung dalam hati. Weh..aku dibuat kaget setelah tahu siapa pengirimnya. Ternyata adek ku yang lagi ngambek loh yang jadi the first one-nya. Jam 12 lewat dikit pula.. Oalaaah.. Ironis betul. Sebab aku tau, dia tidak sedang mengerjaiku, dia betul-betul lagi ngambek sama aku. Jadi terharu.

Hari ini aku lalui seperti biasa. Beberapa teman dekat mengucapkan selamat. Aku sengaja merubah tanggal lahirku di facebook. Cuma kepingin lihat, apa ada yang masih ingat hari ulang tahunku. Ternyata ada. Hehehe.. Dan beberapa teman lainnya jadi tahu setelah melihat wall-ku. Hehehe..

Sorenya kami kedatangan saudara dari cikarang. Bibiku, bibi kesayanganku sengaja datang untuk merayakan ulang tahunku. Kami makan-makan di nasi uduk lesehan di kawasan Cikini, dan terakhir membeli setengah lusin donuts untuk si bungsu yang kebetulan tidak ikut.

Alhamdulillah,
Hari ini begitu luar biasa. Puji syukur atas segala nikmat sehat, rizki, keluarga, teman, sahabat yang telah Allah berikan padaku. Betapa cepat waktu berlalu. Berkurang dua puluh satu tahun sudah umurku. Ya Rabb.. Berikanlah aku usia yang berkah, rizki dan hidup yang bermanfaat, selalu sehat, tidak lalai, peduli pada sesama, selamat dunia dan akhirat.. Amin..

Thursday, October 15, 2009

Kita Manusia

Sini..kemari..dekat padaku..berbagilah denganku jika kau mau..

"Aku tak mau berkata, karena ku tau, kata ku tak akan pernah cukup buatmu.." Bukan itu yang akan aku katakan. Sekarang diamlah. Biar aku yang bicara. Terserah kau mau dengar atau tidak..

Sekali saja, lihat aku sebagai manusia. Bukan sebagai teman, sahabat, maupun saudara perempuanmu. Lihat aku sebagai manusia. Aku punya hati, punya rasa, punya cinta. Ketiganya itu bukan bulan, bintang, maupun bumi yang patuh pada lintasan orbitnya, yang lantas menjadi absurd, jadi petanda bahwa kiamat sudah dekat atau macam-macam jika sedikit saja melenceng dari garis edarnya. Sederhanyanya, hatiku bisa saja bergeser, rasaku melenceng, atau mungkin cinta ku berlabuh di tempat yang salah. Karena aku manusia. Aku tidak menuntut untuk dimaklumi jika suatu hari aku menggoda pengantin priamu. Atau mungkin diam-diam aku punya anak dengan suamimu. Aku tidak akan mengemis untuk kau maafkan. Tidak akan. Semua naluri manusiaku akan tetap membenarkan lakuku.

Tapi sungguh, aku tidak tahu bagaimana Tuhan mencipta kita dengan begitu apiknya. Jantung yang hanya memiliki empat bilik dengan total volume tidak lebih besar dari genggaman tangan kita mampu menampung jutaaan rasa hingga limit tak terhingga. Sisi batinku yang lain, sisi batinku sebagai teman, sahabat, sekaligus saudara perempuanmu menjeriit. Aku pastikan itu. Rasa bersalah, berlumuran dosa, sekaligus menjadikanku miliarder di akhir hari kalau saja setiap permintaan maaf ku di hargai satu rupiah. Aku tahu sakit dan kecewamu akan sangat. Menangis dan berteriaklah sesukamu, aku percaya kamu akan kelelahan sendiri, lalu tertidur. Tak perlu menderma lara terlalu lama. Cukupkan tangis dan sesakmu bersama lelapmu semalam.

Jika kamu bicara tentang dosa, tentang moralitas, dan kamu peduli padaku, maka ingatkan aku. Jika aku tetap membangkang, paling tidak kamu sudah melakukan apa yang harus kamu lakukan. Bukan kamu yang berhak menghakimi aku . Biar Tuhan yang melakukan.

Masalah ini ada di antara kita. Antara kamu dan salah satu teman terbaikmu, aku. Jangan libatkan teman-temanmu yang lain, jangan jadi pilah-pilih teman karena kamu terlalu naïf menyamakan mereka denganku, atau lebih nekatnya, kamu berhenti berteman. Itu tragedy, mengenaskan. Yakinkan bahwa kamu mampu, kamu masih punya kesempatan untuk mengambil nila dari sebelanga susu agar ia tidak rusak semuanya. Kamu bisa, pasti. Aku menyayangimu, sangat. Aku tidak tahu apa penyesalan itu berlaku. Dan aku masih belum mengerti mengapa aku mau diselingkuhi, padahal aku tahu pasti, diselingkuhi suamimu bahkan sampai punya anak di belakangmu itu sama saja penjara seumur hidup, siksa pedih hingga akhir hayatku, bahkan manusia tidak waras sekalipun akan lebih memilih gantung diri daripada harus berada di posisiku.

Itulah yang ingin aku sampaikan kawan, betapa pentingnya keselarasan ‘vertikal’ dan ‘horizontal’ dimana ‘vertikal’ harus dijadikan landasan dalam setiap ‘horizontal’. Everything’s gonna be alright. Time will heal you, and trust me, being sad is a wonderful feeling.. ^_^

Tuesday, October 13, 2009

Twilight.. Oh.. Twilight..

Suka senyum-senyum sendiri kalo inget kejadian ini. Kebetulan saya baru saja reda dari demam Twilight Saga (Sekarang sedang demam recto verso.. hehehe). Baru beberapa minggu yang lalu saya melahap keempat novelnya. Dan siapa lagi tokoh paling digilai pembaca wanita dalam buku-buku itu kalau bukan vampire ganteng, Edward Cullen.

Saking terobsesinya pada tokoh fiktif itu, saya sampai-sampai melakukan hal yang sangat konyol. Hehe.. Saya sudah sesumbar pada teman-teman bahwa saya akan mengubah relationship status saya di facebook dalam waktu dekat, dan meminta (baca: memaksa) mereka untuk memberi comment pada perubahan relationship status saya tersebut.

Rencana-rencana bodoh yang ada di kepala saya adalah, saya akan membuat sebuah akun facebook lain dengan menggunakan profile Edward Cullen sebagai pemiliknya dan akan menjadikannya pacar di facebook saya. Huaaaa… betapa senangnya membayangkan status “Aizzah Nur is in relationship with Edward Cullen” di facebook, saya sampai senyum-senyum sendiri seperti benar-benar sedang jatuh cinta. Hahaha..

Tetapi siapa yang menyangka kalau kenyataannya di luar rencana. Ternyata nama Edward Cullen tidak bisa digunakan untuk akun facebook. “Not allowed”, demikian notifikasi dari pihak Facebook. Saya coba berkali-kali tetap tidak bisa.. Hiks.. patah hati lah saya. Dan setengah mati malu ketika harus menjelaskan yang sebenarnya saat teman-teman saya menagih tentang perubahan relationship status saya...

Sekuel film Twilight yang kedua, New Moon sebentar lagi tayang. Baru lihat trailer-nya saja saya sudah girang bukan kepalang. Tidak sabar menunggu bulan depan jadinya. Aduuuh.. kira-kira kebodohan apa lagi yang akan terjadi yaa menyambut demam New Moon ini.. ^_^

Monday, October 12, 2009

Rumah Baru buat Tulisanku

Tarraaaa..

Akhirnya setelah berkutat dari siang, pilah-pilih template, pilah-pilih 'furniture', rumah baru buat tulisanku ini selesai juga. Ya walaupun masih belum rapih, masih berantakan, paling tidak sudah layak huni laah.. Nanti direnovasinya sambil jalan. Hehehehe.. Senang.. senang..senang..

Belum lama ini saya resmi mendeklarasikan diri jatuh cinta pada dunia tulis-menulis. Terima kasih pada tiga anak asuhan Dewi 'Dee' Lestari, yang telah dengan sangat baiknya menjadi match-maker. Tanpa adanya Rectoverso, Filosopi kopi, dan Perahu Kertas, prosesi pencomblangan kami tidak akan pernah sampai sejauh ini. Sayah jatuh cinta pada menulis, dan saya akan memberikan ruang, dan waktu khusus pada apa yang saya cintai.. Rumah-baru ini salah satunya.. ^_^ .. Rumah baru untuk tulisan-tulisan saya..

Dilema fulltime house wife.. fulltime mother..

 Bismillah,   menjadi full ibu rumah tangga sebenernya sudah jadi cita-cita jadi jaman baheula selagi masih gadis.. Bahkan mimpi itu pernah ...